Kita semua ga pernah tau besok jadi
apa dan peran apa, yang penting saat skenario datang dari penulis, mainkan
peran terbaik, karena sutradara selalu menilai. Begitu kata Steny Agustaf yang
tak sengaja kubaca di dinding Instagramnya. Menuliskan hal yang sesungguhnya
terjadi dalam hati itu sungguh mudah, tapi sayangnya saat ini diri ini ragu
untuk menuliskannya karena sepertinya jemari ini berat mengetiknya, merangkai
kata demi kata menggambarkan kerinduan mendalam.
20 hari ibu pergi untuk selamanya,
bulan mei nanti usia ibu 50 tahun, belum puas rasanya kumerawatnya, bebicara semua
hal dengannya, mengantar ibu belanja kemana saja ibu mau, memasak makanan
kesukaannya, beli uduk di minggu pagi, makan masakan ibu yang rasanya enak dan
belum bisa kutiru meskipun cara memasaknya sama, beberes rumah supaya nyaman
ditempati, membuat jus dan jeli yang rasanya asli buah dan menyegarkan dan
masih banyak lagi yang kurindukan bersamamu bu.
Teringat saat hari kedua ibu pergi,
aku masih berteriak menanyakan “bu, anduk baru dimana?” “bu, betadin dimana?”
perlahan nada suara itu kukecilkan, tersadar ibu dah ga ada. Aku rindu sekali
bu dengan semua hal yang ibu siapkan hingga hal terkecil. Bahkan ada hal yang
ibu siapkan sebelum pergi “baju untuk acara khusus” baju itu cantik sekali. Sabtu
siang ibu memanggilku untuk mencoba baju itu di kamarnya, ibu membantuku
mengenakannya karena bersleting belakang. “cantik, pas banget untuk kamu pake
kalo ada acara khusus”. “cantik banget ini mah bu bajunya, eh tapi ini
kepanjangan”. “iya, selalu kepanjangan kalo kamu yang pake, kurang tinggi sih”.
Kami tertawa dan berencana ke tukang jahit langganan untuk menarik kain bagian
dada kerena bagian bawah baju ada pernak perniknya.
Baju khusus yang cantik itu aku
gantungkan kembali ke lemari ibu, sambil berfikir kapan kupakai baju special ini,
mungkin saat wisuda S2 tapi masih lama banget, masuk kuliah aja belum atau mungkin
saat tunangan nanti, ahh resepsi pernikahan juga oke, yang pasti akan ku pakai saat
momen istimewa.
Ada banyak hal yang selalu diingat
dimataku bu, hari ke-20 ibu pergi yang kurindukan dan benar-benar merasa kehilangan
adalah every night, when I’m not with you bu, always call me before sleeping. Hanya
sekadar menanyakan “sedang apa, sudah shalat isya? Dah makan belum de?”
Semua orang tau ibu orang baik, banyak
kesan yang selalu diingat banyak orang, kepergiannya menjadi energi untuk
selalu berusaha lakukan yang terbaik. Semuanya ingin bertemu kembali denganmu
bu, kita berkumpul lagi di syurga ya bu. Kita yang ditinggalkan, hanya bisa berdoa
dan meneruskan jalan carita kehidupan, menjalankan skenario Nya dengan baik dari
apa yang sudah Allah tuliskan.
Jazaakumallahu khairan atas doanya
dari keluarga besar, sahabat, guru dan teman-teman, yang mengenal ibu, jika ada salah
mohon dimaafkan.
Bogor, 20 Feb’19
Di waktu Duha, di pojok kamar penuh
tisu
Allah is the best planner ai, keep going on. Insya Allah diberikan yang terbaik.
BalasHapus(Karena penasaran aku langsung buka blog nya) 😊
Amin ya rabbal alamiinn, Jazakillah wi dah mampir k blog ini 😆
Hapus