Langsung ke konten utama

Hidup Layaknya Sang Ikan Salmon



Azan kembali berkumandang, senja yang ku nikmati sesaat sudah merayap hitam bertabur kerlip bintang dan si cantik rembulan malu-malu memancarkan cahaya. Disela istirahatku yang singkat, sudah saya rencanakan beberapa agenda setelah shalat isya dan makan malam bersama teman kos, saya merencanakan untuk menulis sebuah catatan tentang hidup, hidup layaknya sang ikan salmon. Kenapa ikan salmon?

Begini kisahnya:

Ada sebuah cerita dari nelayan Jepang yang mencari ikan di tengah lautan luas. Lautan tersebut cukup jauh dari daratan. Mereka menangkap ikan–ikan salmon untuk dibawa ke daratan. Orang–orang jepang tentu menginginkan ikan yang segar namun ikan salmon yang dibawa para nelayan tersebut telah mati ketika sampai di daratan sehingga tidak segar lagi. Hal ini membuat para nelayan berpikir bagaimana caranya agar ikan yang ditangkap di lautan tidak mati ketika sampai di daratan.

“Ah… Mungkin kita harus menaruh ikan-ikan hasil tangkapan di bak berisi air dalam kapal supaya ikan itu masih hidup ketika kita sampai di daratan.” Hal itu langsung dicoba, tetapi tetap saja ikan salmon tersebut mati ketika sampai di daratan akibat perjalanan yang memakan waktu yang lama ini.
“Bagaimana kalau diberi es?” Di dalam bak air tersebut diberi es, namun tetap saja ikan salmon itu mati dan tak segar lagi.
Akhirnya muncullah sebuah ide yang tidak masuk akal dari salah seorang nelayan. Nelayan itu memasukkan anak ikan hiu kecil ke dalam bak air yang berisi ikan-ikan salmon hasil tangkapan mereka. Hasilnya sangat mengejutkan! Ternyata ikan-ikan salmon itu tetap hidup setelah melalui perjalanan panjang menuju daratan.
Apa yang sebenarnya membuat ikan-ikan salmon itu bertahan hidup? Ternyata di dalam bak itu ikan-ikan salmon tersebut dikejar–kejar oleh si anak ikan hiu. Mereka terus dikejar-kejar tanpa henti. Ikan-ikan salmon itu berenang dengan gesit menghindar dari anak ikan hiu tersebut untuk bertahan hidup. Mereka berenang sekuat tenaga berjuang untuk mempertahankan hidup mereka sampai akhirnya di daratan mereka masih bisa bertahan hidup.
Terus bergerak dan berjuang untuk berenang! Itulah yang membuat mereka bisa bertahan hidup…
Cerita ini sangat menarik untuk direnungkan, bak air atau es batu yang disediakan nelayan dengan maksud membuat kondisi senyaman mungkin bagi ikan salmon untuk hidup layaknya di lautan tidak membuat mereka bertahan hidup. Sebaliknya, ketika dalam bak air dimasukkan seekor anak ikan hiu yang di habitatnya adalah predator bagi ikan salmon ternyata malah memaksa ikan salmon terus berenang selama perjalanan sampai nelayan sampai di daratan. Anak ikan hiu dapat diibaratkan seperti tugas, deadline, dan segala bentuk hal lain yang memicu kita untuk selalu berjuang dan keluar dari zona nyaman.
Bayangkan jika kita hanya menjalani seluruh periode dalam hidup yang biasa-biasa saja dan di ujungnya semua orang memberikan ucapan selamat tetapi kita hanya merasa kosong dan bertanya “What is that? Am I really alive?
Akhirnya, hanya terpaku merenung meratapi takdir apalagi yang ditunggu selain mati. Orang seperti ini tak ubahnya seperti mayat hidup, oleh karena itu carilah sesuatu yang bisa memicu dirimu bergerak dan berkarya dalam hidup ini.

Additional info :
Kehidupan ikan salmon banyak memberikan inspirasi untuk spirit dan kehidupan. Salmon merupakan jenis ikan yang sanggup melawan arus air, naik ke atas, rela luka-luka, dan mengambil resiko dimakan beruang/pemangsa lain untuk mencapai tujuan hidupnya, yaitu bertelur di hulu sungai.
Salmon memberikan yang terbaik buat anak-anaknya, lahir dan besar di tempat yang tenang, aman, dan terlindung. Di hotel dan restoran, salmon adalah daging ikan yang mahal karena “nilainya” untuk kesehatan. Ini bicara soal penghargaan publik dan kualitas suatu perjuangan hidup. Dari kisah ikan salmon yang luar biasa ini ada banyak hal yang bisa kita pelajari. Salah satunya, perjuangan yang dilakukan oleh ikan Salmon untuk berenang ke hilir sungai walaupun setelah bertelur mereka akan mati. 

Ikan Salmon mengajarkan bahwa hidup ini adalah perjuangan; perjuangan untuk menggenapi tujuan yang ditetapkan sang Pencipta. Selain kegigihannya dalam berjuang, ikan Salmon juga mengajarkan kehidupan yang penuh pengorbanan. Bayangkan bila ikan Salmon menjadi egois dan tidak mau berjuang berenang ke hilir sungai. Mereka akan menjadi punah, banyak makhluk hidup mati dan keseimbangan alam akan terganggu. Pengorbanan yang ditunjukkan ikan salmon ini sangat berbeda dengan kebanyakan manusia yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri daripada kepentingan orang lain/masyarakat. Kita harus hidup bukan untuk mencapai ambisi dan kepentingan diri sendiri saja. Kehidupan ini akan bermakna bila hidup kita bisa bermanfaat bagi orang lain. 












sumber: internet dan kisah pribadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petunjuk Pelaksanaan & petunjuk tertulis Lomba Mewarnai, Menggambar, dan melengkapi Gambar SD

Petunjuk Pelaksanaan Tema kegiatan            : “Ja galah Tanah dan Air untuk Masa Depan .” Kegiatan ini dilaksanakan pada       :                                                                                                                  Hari/Tanggal    : Minggu , 27 April 201 4 Waktu              : Pkl. 0 7 . 3 0 – 10. 3 0 WIB Tempat             : Pelataran Parkir Laboratorium Biologi I (LBI) FMIPA Unila Pendaftaran peserta tanggal 1 Maret – 26 April 201 4 . Menyerahkan formulir pendaftaran paling lambat 26 April 201 4 pada jam kerja (Pkl. 08.00 – 15.00 WIB). Membayar uang pendaftaran sebesar Rp 40 .000 Peserta telah memenuhi ketentuan administrasi dan terdaftar. Peserta wajib berada di tempat 30 menit sebelum waktu pelaksanaan lomba dimulai. Peserta wajib mengenakan tanda peserta. Peserta diusahakan memakai pakaian seragam sekolah. Peserta wajib mengikuti semua peraturan pelaksanaan lomba, yaitu : -    

Menjaga Ekosistem Pantai dan Laut Demi Keanekaragaman Makhluk Hidup

Klub selam Anemon Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung (FMIPA-Unila) mengadakan kegiatan Coral and Coastal Clean Up (CCCU) 2015 di Teluk Pengantin, Pulau Tegal kabupaten Pesawaran provinsi Lampung pada 27/02 - 01/03. Hamparan pasir putih dan terhalus di provinsi Lampung, serta air laut yang biru dan jernih memperlihatkan bibir pantai berkarang indah terlihat dari kejauhan. Pulau kecil berpenghuni 33 kepala keluarga ini menyajikan bibir pantai untuk dinikmati keindahannya. Dalam rangkaian kegiatan tersebut ada beberapa kegiatan diantanya adalah bersih-bersih pantai dan laut di lingkungan pesisir pantai Teluk Pengantin dari garis pantai yang biasa dilalui dengan panjang berkisar 150 M. Menurut ketua pelaksana kegiatan, Arif Rahmat Dwi Putra menjelaskan pentingnya menjaga ekosistem laut dan pantai dari kerusakan. Penyebab utama kerusakan tersebut adalah sampah. “keberadaan sampah yang tersangkut di daerah terumbu karang tentu sangat menggangg