Langsung ke konten utama

Saya dibuat melongo oleh Ronggeng Dukuh Paruk Ahmad Tohari



Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk terbitan Gramedia yang kini digabungkan dalam satu buku mampu membawa pembaca semakin penasaran akan kisah cintanya Sang Ronggeng Srintil, Rasus bocah Dukuh Paruk, Desa yang selalu dirundung kemelaratan, kebodohan dan kesengsaraan turun temurun.

Awalnya saya tertarik dengan novel ini karena nama penulisnya, Ahmad Tohari. Sebelum saya baca novel Ronggeng Dukuh Paruk ini, saya sudah menghatamkan novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari juga, isinya bagus. Mengisahkan seorang Insinyur karismatik, idealis, lengkap dengan kisah  cintanya yang unik, bahasanya meliuk liuk, suatu karya lawas yang tetap menjadi bahan bacaan menarik bagi pembaca usia masa kini. 

Jujur, yg saya tahu tentang Ronggeng adalah, nama tarian tradisional daerah jawa *entah jawa apa. Pokoknya tari tradisional. Just it, titik. Ternyata setelah saya buka dan saya baca, wah ini novel dewasa haha, dan benar yang dituliskan dalam ringkasan novelnya, ternyata tidak ada bagian-bagian kalimat yang tersensor 🙈😁😂
Membaca kisah Ronggeng, tak lain membaca kisah tentang PSK. Namun Ahmad Tohari bisa mengemasnya dalam sebuah novel yang apik untuk dibaca kaula muda (U+18 tentunya) novel yang sarat akan makna sisi lain kehidupan. 

Memang benar, buku adalah teman terbaik. termasuk Novel ini, saya bawa novel ini ke Pulau Larat. Ampuunn, tidak ada signal disana, itu berarti buruk bagi sy karena Internet sudah menjadi candu. Jadi lumayan lah ada bahan bacaan pengusir rasa bosan. Namun setiap kali saya baca novel ini di tempat umum, agak malu malu, karena saya takut ada stigma negatif, secara ini adalah novel yang isinya,, yaa begitulahh haha

Dalam tulisan kali ini, saya tidak menuliskan sinopsis novel ronggeng Dukuh Paruk, karena sudah banyak orang yang menuliskan dan tulisannya lebih baik dari saya.
Saya hanya ingin menyampaikan ada bagian dalam novel yang saya suka dan itu menyadarkan diri saya bahwasanya pada setiap diri seseorang itu pasti ingin sekali hidup dalam keseimbangan, ingin bahagia hatinya, dan tidak ingin hidupnya terus menerus dirundung kesusahan. Begitupun pada diri seorang Ronggeng. Ronggeng itu berarti  wanita milik siapa saja, meskipun segala kebutuhannya  sudah pasti serba tercukupi, punya banyak harta, tanahnya luasss, kecantikannya luar biasa tidak diragukan lagi,  lelaki manapun pasti tergoda, bahkan sederetan perempuan sangat mengakui kecantikannya yang sungguh menawan. So jadi ronggeng itu, kurang bahagia apa lagi coba? *hahhaha tapi hina ya wqwq  😂

Srintil, Ronggeng Dukuh Paruk dalam alam sadarnya berfikir, ia ingin sekali keluar dari hal yang membuat dirinya hina, menjadi Ronggeng  dituntut siap melayani lelaki manapun yang sanggup membayar mahal yang diminta  dukun ronggeng-mucikari.
Hati Srintil berontak, ia ingin hidup normal, menikah dengan lelaki yang ia cintai setulus hati, bukan karena hartanya dan lain sebagainya. Ia hanya ingin mempunyai status seorang istri, jadi orang Somahan & menjadi ibu bagi anak anaknya dr rahimnya sendiri, buah dari pernikahannya dengan seorang lelaki yang sah.

Betapa sulit keluar dari dunianya demi kehidupan yang memberikan ketenteraman hati bersama orang terkasih. Pahit getirnya kehidupan dukuh paruk semakin terasa atas hadirnya kasus pembantaian oleh PKI bercampur aduk  dengan kisah cinta  antara dua sejoli, Srintil dan Rasus. Nasib untuk berpisah dan dipertemukan kembali dengan cara yang sulit diungkapkan dan berujung pada ketidakwarasan menjadi akhir dari cerita ini. Beberapa lembar diakhir cerita saya baca berulang-ulang, seakan tidak percaya dengan akhir ceritanya akan seperti ini. Saya dibuat melongo oleh Ronggeng Dukuh Paruk Ahmad Tohari. Bagi yang belum membaca, saya rekomendasikan untk membaca novel ini.
 Ta-Kol, 12 Agustus, bada makan siang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petunjuk Pelaksanaan & petunjuk tertulis Lomba Mewarnai, Menggambar, dan melengkapi Gambar SD

Petunjuk Pelaksanaan Tema kegiatan            : “Ja galah Tanah dan Air untuk Masa Depan .” Kegiatan ini dilaksanakan pada       :                                                                                                                  Hari/Tanggal    : Minggu , 27 April 201 4 Waktu              : Pkl. 0 7 . 3 0 – 10. 3 0 WIB Tempat             : Pelataran Parkir Laboratorium Biologi I (LBI) FMIPA Unila Pendaftaran peserta tanggal 1 Maret – 26 April 201 4 . Menyerahkan formulir pendaftaran paling lambat 26 April 201 4 pada jam kerja (Pkl. 08.00 – 15.00 WIB). Membayar uang pendaftaran sebesar Rp 40 .000 Peserta telah memenuhi ketentuan administrasi dan terdaftar. Peserta wajib berada di tempat 30 menit sebelum waktu pelaksanaan lomba dimulai. Peserta wajib mengenakan tanda peserta. Peserta diusahakan memakai pakaian seragam sekolah. Peserta wajib mengikuti semua peraturan pelaksanaan lomba, yaitu : -    

Menjaga Ekosistem Pantai dan Laut Demi Keanekaragaman Makhluk Hidup

Klub selam Anemon Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung (FMIPA-Unila) mengadakan kegiatan Coral and Coastal Clean Up (CCCU) 2015 di Teluk Pengantin, Pulau Tegal kabupaten Pesawaran provinsi Lampung pada 27/02 - 01/03. Hamparan pasir putih dan terhalus di provinsi Lampung, serta air laut yang biru dan jernih memperlihatkan bibir pantai berkarang indah terlihat dari kejauhan. Pulau kecil berpenghuni 33 kepala keluarga ini menyajikan bibir pantai untuk dinikmati keindahannya. Dalam rangkaian kegiatan tersebut ada beberapa kegiatan diantanya adalah bersih-bersih pantai dan laut di lingkungan pesisir pantai Teluk Pengantin dari garis pantai yang biasa dilalui dengan panjang berkisar 150 M. Menurut ketua pelaksana kegiatan, Arif Rahmat Dwi Putra menjelaskan pentingnya menjaga ekosistem laut dan pantai dari kerusakan. Penyebab utama kerusakan tersebut adalah sampah. “keberadaan sampah yang tersangkut di daerah terumbu karang tentu sangat menggangg

Hidup Layaknya Sang Ikan Salmon

Azan kembali berkumandang, senja yang ku nikmati sesaat sudah merayap hitam bertabur kerlip bintang dan si cantik rembulan malu-malu memancarkan cahaya. Disela istirahatku yang singkat, sudah saya rencanakan beberapa agenda setelah shalat isya dan makan malam bersama teman kos, saya merencanakan untuk menulis sebuah catatan tentang hidup, hidup layaknya sang ikan salmon. Kenapa ikan salmon? Begini kisahnya: Ada sebuah cerita dari nelayan Jepang yang mencari ikan di tengah lautan luas. Lautan tersebut cukup jauh dari daratan. Mereka menangkap ikan–ikan salmon untuk dibawa ke daratan. Orang–orang jepang tentu menginginkan ikan yang segar namun ikan salmon yang dibawa para nelayan tersebut telah mati ketika sampai di daratan sehingga tidak segar lagi. Hal ini membuat para nelayan berpikir bagaimana caranya agar ikan yang ditangkap di lautan tidak mati ketika sampai di daratan. “Ah… Mungkin kita harus menaruh ikan-ikan hasil tangkapan di bak berisi air dalam kapal supaya ikan