Langsung ke konten utama

Phytotelmata dan Keberadaan Nyamuk di Lingkungan Sekitar

Indonesia yang terletak di daerah tropis mempunyai kedudukan yang terhormat dalam kekayaan keanekaragaman hayati. Termasuk daerah Lampung sendiri juga termasuk ke dalam habitat yang kaya akan keanekaragaman hayatinya. Begitu banyak rahasia yang ada dibalik kehidupan yang berkaitan erat dengan kesehatan lingkungan. Saat ini masih banyak masalah kesehatan lingkungan yang belum terselesaikan seperti Demam Bedarah Dengue (DBD) yang ditularkan melalui nyamuk Aedes sebagai vektor utamanya.

Untuk daerah Lampung sendiri termasuk ke dalam daerah endemik penyakit DBD terutama di daerah Bandar Lampug, Kota Metro, dan Kotabumi. Keadaan tersebut membawa pengaruh kejadian luar biasa (KLB) atau kejadian yang menyebabkan suatu penyakit berakibat kematian. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung (FMIPA-Unila) terkenal akan lingkungan yang dipenuhi dengan rimbunnya pepohonan. Menurut dosen Biologi FMIPA Unila, Dr. Emantis Rosa, M.Biomed “kampus kita ini termasuk lingkungan yang lembab, nyamuk sangat suka dengan tempat lembab, saya duga itu nyamuk Aedes albopictus, sebagai agen potensial DBD dan demam cikungunya”.

Jika kita perhatikan bersama, menurut Emantis dinas kesehatan dengan menggalakan iklan menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas, dan menutup penampungan air. Plus hindari gigitan nyamuk, tidur pakai kelambu, dan memakai obat namuk (3M+) di berbagai media terkait dengan pencegahan DBD dinilai belum sukses membawa masyarakat indonesia terbebas dari ancaman DBD.

Menurut dosen biologi FMIPA Unila ini yang akrab di sapa Ema menjelaskan bahwa penularan DBD melalui nyamuk Aedes di kalangan perumahan mungkin saja sudah menerapkan langsung iklan 3M+ terebut namun bagaimana dengan kepedulian lingkungan sekitar, karena nyamuk Aedes ini habitat di alam juga cukup banyak terutama pada tempat yang dapat menampung air. Tidak banyak memang yang mengetahui, tumbuhan di sekitar kita ternyata dapat dijadikan tempat perindukan nyamuk Aedes.

Tumbuhan yang dapat menampung air ini dikenal dengan tipe Phytotelmata. Genangan air yang ada pada bagian tumbuhan ini digunakan oleh beragam organisme sebagai habitat untuk tempat berkembangbiak termasuk serangga. Habitat air pada phytotelmata menjadi perhatian para peneliti akhir- akhir ini, disebabkan belum banyaknya terungkap tentang kehidupan ditempat yang unik, yang selama ini masih luput dari perhatian.

Phytotelmata dapat ditemukan tumbuh dimana saja dengan species yang berbeda–beda, namun diduga tumbuhan ini banyak ditemukan hidup di tempat–tempat yang lembab beriklim tropis. tanaman phytotelmata terdiri atas tujuh kriteria atau tipe phytotelmata yaitu tipe lobang pohon, ketiak daun, kelopak bunga, tanaman kendi, akar pohon, bagain pohon yang gugur seperti daun, kulit buah tanaman yang gugur atau yang masih menempel. Hal tersebut bukan berarti dilarang untuk menanam pohon, namun disaat seperti ini, terlebih sedang musim hujan perlu melakukan pemangksan guna mengurangi habitat perindukan nyamuk.

Selain itu secara umum masyarakat sangat diperlukan untuk turun adil dalam melakukan hal-hal kecil selain menerapkan iklan 3M+ ini seperti mengurangi penanaman pohon yang dapat menyebabkan air dapat menggenang, kemudian juga harus memperhatikan lingkungan sekitar jika melihat air yang menggenang di suatu tempat yang tidak semestinya maka harus dibuang sehingga tidak menyisakan tempat perindukan nyamuk sebagai penularan DBD di alam.

Menanggapi iklan 3M+ ini juga Ema meberikan saran kepada masarakat pembaca informasi ini di akhir wawancara, bahwa perlu adanya revisi gerakan 3M+ karena dinilai kurang efektif. Tidak cukup dengan 3M dengan penambahan menggunakan Abate dan pengasapan (Foging) saja, namun penularan DBD di alam juga perlu diperhatikan pencegahannya. Terlebih dengan adanya sosialisai akan keberadaan tipe tumbuhan phytotelmata. Begitupun dinas tata kota, kesehatan, pertamanan harus lebih peduli dalam keindahan dan kesehatan lingkungan dengan lebih selektif memilih tanaman jangan sampai pohon yang ditanam dapat merusak jalan membuat cekungan dan menimbulkan genangan air.




Selain hasil wawancara langsung dengan narasumber, penulis juga mensosialisasikan hal ini pada bulan Juli hingga Agustus 2015, dalam kesempatan mengisis program kerja Kuliah Kerja Nyata di empat dusun desa Pesawaran Indah kabupaten Pesawaran, provinsi Lampung. Pada waktu itu, kebetulan saat musim kemarau, sehingga spot phytotelmata tidak banyak ditemukan, namun sosialisaasi dapat dipahami oleh masyarakat dan juga akan lebih memperhatikan keberadaann nyamuk di lingkungan, terlebih karena mayoritas penduduk memiiki kebun coklat dan kelapa yang cukup luas di dekat tempat tinggalnya dan menjadi spot phythotelmata yang sering ditemukan oleh penduduk. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petunjuk Pelaksanaan & petunjuk tertulis Lomba Mewarnai, Menggambar, dan melengkapi Gambar SD

Petunjuk Pelaksanaan Tema kegiatan            : “Ja galah Tanah dan Air untuk Masa Depan .” Kegiatan ini dilaksanakan pada       :                                                                                                                  Hari/Tanggal    : Minggu , 27 April 201 4 Waktu              : Pkl. 0 7 . 3 0 – 10. 3 0 WIB Tempat             : Pelataran Parkir Laboratorium Biologi I (LBI) FMIPA Unila Pendaftaran peserta tanggal 1 Maret – 26 April 201 4 . Menyerahkan formulir pendaftaran paling lambat 26 April 201 4 pada jam kerja (Pkl. 08.00 – 15.00 WIB). Membayar uang pendaftaran sebesar Rp 40 .000 Peserta telah memenuhi ketentuan administrasi dan terdaftar. Peserta wajib berada di tempat 30 menit sebelum waktu pelaksanaan lomba dimulai. Peserta wajib mengenakan tanda peserta. Peserta diusahakan memakai pakaian seragam sekolah. Peserta wajib mengikuti semua peraturan pelaksanaan lomba, yaitu : -    

Menjaga Ekosistem Pantai dan Laut Demi Keanekaragaman Makhluk Hidup

Klub selam Anemon Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung (FMIPA-Unila) mengadakan kegiatan Coral and Coastal Clean Up (CCCU) 2015 di Teluk Pengantin, Pulau Tegal kabupaten Pesawaran provinsi Lampung pada 27/02 - 01/03. Hamparan pasir putih dan terhalus di provinsi Lampung, serta air laut yang biru dan jernih memperlihatkan bibir pantai berkarang indah terlihat dari kejauhan. Pulau kecil berpenghuni 33 kepala keluarga ini menyajikan bibir pantai untuk dinikmati keindahannya. Dalam rangkaian kegiatan tersebut ada beberapa kegiatan diantanya adalah bersih-bersih pantai dan laut di lingkungan pesisir pantai Teluk Pengantin dari garis pantai yang biasa dilalui dengan panjang berkisar 150 M. Menurut ketua pelaksana kegiatan, Arif Rahmat Dwi Putra menjelaskan pentingnya menjaga ekosistem laut dan pantai dari kerusakan. Penyebab utama kerusakan tersebut adalah sampah. “keberadaan sampah yang tersangkut di daerah terumbu karang tentu sangat menggangg

Hidup Layaknya Sang Ikan Salmon

Azan kembali berkumandang, senja yang ku nikmati sesaat sudah merayap hitam bertabur kerlip bintang dan si cantik rembulan malu-malu memancarkan cahaya. Disela istirahatku yang singkat, sudah saya rencanakan beberapa agenda setelah shalat isya dan makan malam bersama teman kos, saya merencanakan untuk menulis sebuah catatan tentang hidup, hidup layaknya sang ikan salmon. Kenapa ikan salmon? Begini kisahnya: Ada sebuah cerita dari nelayan Jepang yang mencari ikan di tengah lautan luas. Lautan tersebut cukup jauh dari daratan. Mereka menangkap ikan–ikan salmon untuk dibawa ke daratan. Orang–orang jepang tentu menginginkan ikan yang segar namun ikan salmon yang dibawa para nelayan tersebut telah mati ketika sampai di daratan sehingga tidak segar lagi. Hal ini membuat para nelayan berpikir bagaimana caranya agar ikan yang ditangkap di lautan tidak mati ketika sampai di daratan. “Ah… Mungkin kita harus menaruh ikan-ikan hasil tangkapan di bak berisi air dalam kapal supaya ikan