Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

FIF, acara terbesar Rois FMIPA Unila

Rohani Islam (Rois) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuna Alam Universitas Lampung (FMIPA-Unila) mengadakan FMIPA Islamic Festival (FIF) (10-11/05). Kegiatan ini merupakan serangkaian acara tahunan terbesar yang diadakan oleh Rois FMIPA.   Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan Rois sebagai lembaga dakwah kampus selain itu Rois juga berusaha untuk berbaur di masyarakat umum sehingga melalui kegiatan ini dapat terus menebarkan manfaat terhadap sesama. Kegiatan ini mengusung tema "Man Jadda wa Jadda" siapa yang bersungguh-sunggu dia akan berhasil. Sebuah kalimat  yang dapat membangkitkan semangat dalam memwujudkan impian karena dengan bersungguh-sunggu segalanya dapat di capai. kegiatan ini sudah dipersiapkan oleh panitia sekitar satu bulan dengan rangkaian kegiatan yang cukup banyak yaitu mengadakan Rapat Kordinasi Wilayah Jaringan Rois MIPA Nasional daerah Sumatera bagian selatan (Rakorwil JRMN Sumbagsel) di wisma Unila. Peserta Rakorwil ini   dihadiri ol

Tidak berakhir

Masjid Alwasii Universitas Lampung, Sabtu 24 Mei 2014 Halaqoh/liqo, budaya dulu dan masa kini tak pernah terhapus. Seperti sore ini, saya sedang duduk santai sambil menunggu janji dengan seorang   teman. Saya saksikan seorang murabbi/pembina dengan   8 mad'u/binaan sedang duduk melingkar, semuanya khusuk mendengarkan salah seorang dari meraka sedang membacakan Qalamullah, beranjak dari ayat ke ayat hingga lembar selanjutnya.     Tak ada yang aneh memang dari kegiatan mereka, bahkan bagi orang-orang yang melewati   hilir mudik di tempat itu se-akan memahami kegiatan mereka, sebuah perkumpulan, mencicipi makaan dan minuman, kemudian mempelajari suatu hal dari ketua kelompok, shering, dan lain sebagainya. Tapi ini berbeda, namanya 'Halaqoh', disitu mereka menymbung silaturahmi, dan saya yakin hal itu tidak baru saja dilakukan, pasti sudah bertahun-tahun mereka jalani. Setidaknya saya tahu, yang mereka lakukan merupakan hal yang sama dengan diri saya sampai saat ini

Hidup Layaknya Sang Ikan Salmon

Azan kembali berkumandang, senja yang ku nikmati sesaat sudah merayap hitam bertabur kerlip bintang dan si cantik rembulan malu-malu memancarkan cahaya. Disela istirahatku yang singkat, sudah saya rencanakan beberapa agenda setelah shalat isya dan makan malam bersama teman kos, saya merencanakan untuk menulis sebuah catatan tentang hidup, hidup layaknya sang ikan salmon. Kenapa ikan salmon? Begini kisahnya: Ada sebuah cerita dari nelayan Jepang yang mencari ikan di tengah lautan luas. Lautan tersebut cukup jauh dari daratan. Mereka menangkap ikan–ikan salmon untuk dibawa ke daratan. Orang–orang jepang tentu menginginkan ikan yang segar namun ikan salmon yang dibawa para nelayan tersebut telah mati ketika sampai di daratan sehingga tidak segar lagi. Hal ini membuat para nelayan berpikir bagaimana caranya agar ikan yang ditangkap di lautan tidak mati ketika sampai di daratan. “Ah… Mungkin kita harus menaruh ikan-ikan hasil tangkapan di bak berisi air dalam kapal supaya ikan

Muslimah dengan Inner Beauty

Malu karena Allah adalah perona pipinya…..Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur sampai dadanya…..Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya……Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat……Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akherat….Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu……Tanganya selalu berbuat baik pada sesama….Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah…..Gelangnya adalah tawadhu…..Kalungnya adalah kesucian. Tanpa sengaja, seringkali terdengar oleh kita celetukan  wanita-wanita kalau sedang ngumpul membicarakan masalah kecantikan dan penampilan. Yang tubuhnya pendek lah, warna baju ga serasi lah… dan masih banyak lagi. Wanita memang terkait dengan kecantikan dan penampilan, dan itupun adalah hal yang lumrah. Namun, apakah sebatas kecantikan fisik semata? Yang dalam Islam, hal tersebut tidak jarang menjerumuskan kita ke dalam maksiat. Naudzubillah… Sahabat … kecantikan dalam diri seorang wanita, apalagi wanita muslimah, ti

Menulis Hanya Butuh Pena, Kertas dan Sebongkah Hati "Man Jadda wa Jadda"

Bandar Lampung, Mei 2014 Assalamualaikum wr wb #Terucap syukur dan berdecak kagum tiada henti, setelah lama menunggu akhirnya datang juga. Hari ini saya mengagendakan sebuah workshop bedah buku trilogy Negeri 5 Menara (11/05). Siapa yang tak kenal Ahmad Fuadi (Alif Fikri Chaniago), sang penulis novel best seller, peraih 9 beasiswa untuk belajar di luar negeri, buku karangannya menjadi modul wajib pada universitas terbaik dunia, karya sarat makna dan banyak kisah motivasi yang di tuangkan dalam novel tersebut . Bagi saya pribadi, Alif bukan sekadar seorang tokoh dalam kisah viksi, ia juga seorang jurnalis internasional , hal inilah yang membuat saya kagum dengan karya triloginya, karena pada novel yang ia sajikan berisi kisah pribadi dengan tambahan kisah viktif dalam menceritakan kisahnya meraih impian besar dengan perjuangan   hebat. Kisahnya bermula ketika ibunda Alif menginginkan Alif melanjutkan sekolah di sekolah agama. Hal ini tentunya bertentangan dengan keingi