Langsung ke konten utama

Antara Gajah dengan Manusia ^o^




image:  http://blog.penulispro.com/selamatkan-gajah-kita

Dini hari terbangun, setelah saya berkomunikasi dengan sang Maha Pencipta, pemilik alam semesta. saya membaca berita yang ada kaitannya dengan tugas dari asisten dosen mengenai gajah.
Betapa manusia suka sekali melakukan kerusan dimuka bumi ini, pernahkah mereka berpikir akan kepunahan? pernahkah mereka berpikir ada simbiosis diantara makhluk ciptaan Allah dimana sesungguhnya mereka begitu sangat membantu satu dengan yang lain? Sungguh benar memang.  jika manusia digolongkan sebagai makhluk perusak, makhluk yang rakus, makhluk yang tak pernah bersyukur atas nikmat yang di beri, makhluk yang sering sekali khilaf dan berkumpulnya dosa, makhluk yang nuraninya lebih keras dari baja, makhluk yang hanya memikirkan mencari keuntungan duniawi semata.

Lihatlah kawan, terenyuh rasanya  membaca salah satu artikel mengenai Gajah Sumatera di Aceh dan Riau. Hewan mamalia denga berat rata-rata 300 Kg mati terbunuh, oleh tangan manusia. Matanya yang kecil masih mengeluarkan bekas air mata menjadi saksi saat merasa betapa sakitnya disiksa. kakinya yang terlihat lemas karena sudah tak berdaya. Tubuhnya yang besar merasa kesakitan ketika harus merasakan ada bagian tubuhnya yang diambil secara paksa. Saat ini gajah itu menjadi lebih dingin dari biasanya. mulut dan belalay yang mengeluarkan suara saat itu, saat mengerang kesakitan, saat bagian tubuhnya di ambil. Dan yang paling menyedikannya lagi, ketika para penjaga hutan, keeper (perawat gajah di hutan) mendapatkan  gajah sudah mati, sudah tidak utuh lagi, sudah tidak memiliki gading lagi.

Kini, yang menjadi pertanyaannya adalah. Apa  salah mereka? Apa salah para Gajah? Apakah mereka rakus? Mengambil semua makan? Apakan para gajah telah menyakiti kalian? Apakah gajah berdosa? Apakah Gajah buruk rupa, sehingga jika dilihat merasa lebih bagus, jika mati saja dan tidak ada Gadingnya?????????!!!!!

Gajah salah apa? Satu pertanyaan lagi yang terlintas dalam benakku. APAKAH GAJAH TIDAK LAYAK HIDUP DI BUMI INI, DI DAERAH TEMPAT SAYA TINGGAL, DI INDONESIA?
SEHARUSNYA, 'MANUSIA' BEDEBAH INILAH YANG TAK PANTAS HIDUP DAN MENGINJAKAN KAKINYA DI BUMI TUHAN INI.
Yah memang, ada layangan kabar bahwa gajah merusak lahan  perkebunan warga. TAPI, kenapa kalian mengusirnya dengan kasar. Pake di setrum segala, kasihan kan. Gajahnya kesetrum sampe mati. Lagipula gajah itu hanya mencari makanan, mencari tempat tinggal bagi mereka. Dulu lahan perkebuanan warga itu adalah tempat tinggal gajah, sekarang memang sudah menjadi lahan warga, tapi tidak begini caranya warga memperlakukan gajah-gajah itu.

SAAT INI, DI NEGERI INI KAWAN. SUDAH MENDEKATI HIDUP DENGAN KEHAMPAAN. TIDAK PUNYA GAJAH, TIDAK PUNYA HEWAN KHAS DAERAH, MISKIN FLORA DAN FAUNA.
#Menyelamatkan bumi harusnya sejak 20 tahun lalu, tapi karena belum ada kata terlambat untuk konserfasi, mulailah untuk konserfasi saat ini juga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petunjuk Pelaksanaan & petunjuk tertulis Lomba Mewarnai, Menggambar, dan melengkapi Gambar SD

Petunjuk Pelaksanaan Tema kegiatan            : “Ja galah Tanah dan Air untuk Masa Depan .” Kegiatan ini dilaksanakan pada       :                                                                                                                  Hari/Tanggal    : Minggu , 27 April 201 4 Waktu              : Pkl. 0 7 . 3 0 – 10. 3 0 WIB Tempat             : Pelataran Parkir Laboratorium Biologi I (LBI) FMIPA Unila Pendaftaran peserta tanggal 1 Maret – 26 April 201 4 . Menyerahkan formulir pendaftaran paling lambat 26 April 201 4 pada jam kerja (Pkl. 08.00 – 15.00 WIB). Membayar uang pendaftaran sebesar Rp 40 .000 Peserta telah memenuhi ketentuan administrasi dan terdaftar. Peserta wajib berada di tempat 30 menit sebelum waktu pelaksanaan lomba dimulai. Peserta wajib mengenakan tanda peserta. Peserta diusahakan memakai pakaian seragam sekolah. Peserta wajib mengikuti semua peraturan pelaksanaan lomba, yaitu : -    

Menjaga Ekosistem Pantai dan Laut Demi Keanekaragaman Makhluk Hidup

Klub selam Anemon Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung (FMIPA-Unila) mengadakan kegiatan Coral and Coastal Clean Up (CCCU) 2015 di Teluk Pengantin, Pulau Tegal kabupaten Pesawaran provinsi Lampung pada 27/02 - 01/03. Hamparan pasir putih dan terhalus di provinsi Lampung, serta air laut yang biru dan jernih memperlihatkan bibir pantai berkarang indah terlihat dari kejauhan. Pulau kecil berpenghuni 33 kepala keluarga ini menyajikan bibir pantai untuk dinikmati keindahannya. Dalam rangkaian kegiatan tersebut ada beberapa kegiatan diantanya adalah bersih-bersih pantai dan laut di lingkungan pesisir pantai Teluk Pengantin dari garis pantai yang biasa dilalui dengan panjang berkisar 150 M. Menurut ketua pelaksana kegiatan, Arif Rahmat Dwi Putra menjelaskan pentingnya menjaga ekosistem laut dan pantai dari kerusakan. Penyebab utama kerusakan tersebut adalah sampah. “keberadaan sampah yang tersangkut di daerah terumbu karang tentu sangat menggangg

Hidup Layaknya Sang Ikan Salmon

Azan kembali berkumandang, senja yang ku nikmati sesaat sudah merayap hitam bertabur kerlip bintang dan si cantik rembulan malu-malu memancarkan cahaya. Disela istirahatku yang singkat, sudah saya rencanakan beberapa agenda setelah shalat isya dan makan malam bersama teman kos, saya merencanakan untuk menulis sebuah catatan tentang hidup, hidup layaknya sang ikan salmon. Kenapa ikan salmon? Begini kisahnya: Ada sebuah cerita dari nelayan Jepang yang mencari ikan di tengah lautan luas. Lautan tersebut cukup jauh dari daratan. Mereka menangkap ikan–ikan salmon untuk dibawa ke daratan. Orang–orang jepang tentu menginginkan ikan yang segar namun ikan salmon yang dibawa para nelayan tersebut telah mati ketika sampai di daratan sehingga tidak segar lagi. Hal ini membuat para nelayan berpikir bagaimana caranya agar ikan yang ditangkap di lautan tidak mati ketika sampai di daratan. “Ah… Mungkin kita harus menaruh ikan-ikan hasil tangkapan di bak berisi air dalam kapal supaya ikan